Seorang residivis kabur dari penjara setelah dikurung 20 tahun. Ia, dalam pelarian, mendobrak sebuah rumah untuk merampok. Bukan harta atau uang yang ditemukannya melainkan sepasang pengantin baru di kamar.
Sang residivis membangunkan pasangan pengantin itu. Dia mengikat mempelai pria di kursi. Mempelai perempuan diikat di tempat tidur. Sebelum bergegas ke toilet, residivis tampak mencium leher mempelai perempuan.
Suami berbisik pada istrinya saat residivis di kamar mandi.
"istriku, lelaki itu sepertinya penjahat yg kabur dari tahanan, perhatikan pakaiannya. Dia mungkin sangat lama tidak merasakan keringat perempuan. Aku melihat bagaimana tadi dia mencium lehermu. Jika ia ingin memaksakan kehendaknya jangan ditolak. Turuti keinginannya. Dia sangat berbahaya. Bisa membunuh kita. Bertahanlah sayang. I love you."
Istrinya menjawab.
"Dia tidak mencium leherku. Dia tadi berbisik. Dia bilang seorang gay. Menurutnya kamu imut sekali seperti brondong. Dia menanyakan tempat menyimpan baby oil? Aku jawab di kamar mandi. Bertahanlah sayang. Turuti apa yang dia mau. I love you too. So much too much."
Sang residivis membangunkan pasangan pengantin itu. Dia mengikat mempelai pria di kursi. Mempelai perempuan diikat di tempat tidur. Sebelum bergegas ke toilet, residivis tampak mencium leher mempelai perempuan.
Suami berbisik pada istrinya saat residivis di kamar mandi.
"istriku, lelaki itu sepertinya penjahat yg kabur dari tahanan, perhatikan pakaiannya. Dia mungkin sangat lama tidak merasakan keringat perempuan. Aku melihat bagaimana tadi dia mencium lehermu. Jika ia ingin memaksakan kehendaknya jangan ditolak. Turuti keinginannya. Dia sangat berbahaya. Bisa membunuh kita. Bertahanlah sayang. I love you."
Istrinya menjawab.
"Dia tidak mencium leherku. Dia tadi berbisik. Dia bilang seorang gay. Menurutnya kamu imut sekali seperti brondong. Dia menanyakan tempat menyimpan baby oil? Aku jawab di kamar mandi. Bertahanlah sayang. Turuti apa yang dia mau. I love you too. So much too much."
0 comments:
Post a Comment